Subang Trader ! Hindari 7 Kesalahan Trader Pemula

Kesalahan trader pemula sering kali terjadi dikalangan milenial yang baru terjun kedalam dunia investasi.

Kesalahan trader pemula sering kali terjadi dikalangan milenial yang baru terjun kedalam dunia investasi. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya investor saham pemula yang muncul setiap tahun. 

Sejatinya, instrumen investasi saham dipilih karena menguntungkan dan bisa menghasilkan imbal hasil atau return yang tinggi. Meski menguntungkan, tidak ada yang bisa menjamin bahwa investasi saham akan selalu sukses.

Dalam dunia trading, tentunya membutuhkan pondasi kuat agar dapat berhasil. Banyak kesalahan trader pemula berawal dari keengganan untuk belajar lebih mendalam tentang perdagangan sekuritas.

Mengutip berbagai sumber, Jumat (6/8/2021), teradapat beberapa kesalahan trader pemula yang dan wajib Anda hindari:

1. Tidak Paham Analisis Fundamental

Dalam dunia saham, Anda harus bisa melakukan analisa fundamental dasar ketika memutuskan untuk membeli sebuah saham. Sayangnya masih banyak investor yang suka melihat tren sesaat dalam melakukan analisis saham.

Trader pemula biasanya tergoda degan dalih mendapatkan keuntungan atau profit cepat di pasar, yang justru membuat sebagian investor abai dengan analisis fundamental saham. Padahal keuntungan dan kerugian perusahaan bisa menjadi pemicu harga saham.

2. Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi

Setiap instrumen investasi tentu memiliki risikonya masing-masing. Hanya terpaku pada satu saham tentu sangat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko kehilangan nilai atau anjlok saat sahamnya sedang turun. 

Oleh karena itu, gunakan saham sebagai media atau alat yang dapat menuntun Anda ke tujuan keuangan tertentu dan melihat sisi buruk dan sisi baiknya. Diversifikasi investasi di berbagai instrumen investasi penting Anda lakukan agar jika salah satu investasi Anda gagal, masih ada instrumen investasi lain dan uang Anda tidak benar-benar habis.

3. Melakukan Transaksi Jangka Pendek 

Anda mesti tahu bahwa transaksi jangka pendek atau yang biasa dikenal dengan short selling cukup menggiurkan. Tetapi transaksi ini memiliki risikonya sendiri karena cukup menguras waktu, energi, dan memiliki risiko tinggi karena fluktuasi pasar modal yang super cepat. 

Oleh karena itu, sebaiknya Anda perlu mengontrol diri agar tetap bisa melakukan transaksi pada saat yang tepat. Buat Anda trader pemula, kesabaran adalah kunci utama.

4. Tidak Memperhatikan Portofolio

Sebagai investor dan trader saham Anda harus rajin-rajin memonitor portofolio saham yang Anda miliki, berapapun besarnya. Tujuannya jika saham yang Anda miliki kinerjanya semakin bagus, Anda bisa menambah portofolio sehingga keuntungannya semakin baik. Namun, jika harga saham turun, Anda tidak akan terlambat mengambil keputusan untuk menjualnya.

5. Takut Rugi

Terlalu takut rugi atau terlalu berani dalam berinvestasi saham juga sama bahayanya. Salah satu kebiasaan trader yang keliru adalah suka mencairkan profit kecil-kecilan, tetapi takut untuk rugi dengan cut loss pada saham-saham yang nyatanya terus tenggelam.

Nah, Anda juga harus memahami, jika harga saham Anda turun drastis, Anda harus menjualnya jika tidak ingin semakin rugi.

6. Terjebak Saham Murah

Bagi para trader, membeli saham dengan harga semurah mungkin dan menjual dengan harga tinggi menjadi kebanggan tersendiri. Padahal fakta dibalik saham murah adalah saham tersebut datang dari perusahaan yang kurang bagus. 

Trader saham pemula cenderung membeli banyak saham recehan dengan harapan mendapatkan keuntungan dari capital gain. Padahal return of investment (ROI) tidak tergantung pada berapa banyak jumlah lembar saham yang kita miliki, namun dari masa depan perusahaan yang Anda pegang.

7. Mudah Terpengaruh dan Panik

Dengan derasnya arus informasi, semakin banyak publik figur yang memberikan opini untuk membeli saham tertentu. Jangan langsung panik untuk menjual saham yang dimiliki karena bisa jadi Anda terjebak dalam keadaan panic selling. Panic selling merupakan peristiwa yang terjadi karena investor panik dan takut akan kejatuhan harga saham.

Dalam fenomena panic selling, para investor akan segera melepaskan sahamnya tanpa peduli harganya karena takut harganya akan semakin jatuh. Hal ini dilakukan atas dasar emosional tanpa melakukan analisis teknikal maupun fundamental. Jangan sampai menjual saham dengan harga murah padahal secara fundamental masih baik.


Posting Komentar

0 Komentar